Jumat, 18 Februari 2011

Petra,Jordan

Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding2 batu di Jordan yang digali & diukir pada cadas setinggi 40 meter. Petra (dari πέτρα petra, "batu" dalam bahasa Yunani; bahasa Arab: ﺀﺍﺮﺘﺒﻟﺍ, al-Bitrā) adalah sebuah situs arkeologikal di Jordan , terletak di dataran rendah di antara gunung2 yg membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar bercadas di Jordan yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba. Petra merupakan ibu kota kerajaan Nabatean. Didirikan pada 9 SM-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir. Suku Nabatean membangunkan Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik
air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidrolik untuk mengangkat air. Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana. Petra yang selalunya ditempuh sekitar 3-5 jam perjalanan darat dari kota Amman,Jordan dulu adalah ibukota suku Nabatean, salah satu rumpun bangsa Arab yang hidup sebelum masuknya bangsa Romawi. Sebenarnya, asal usul suku Nabatean tak diketahui pasti. Mereka dikenali sebagai suku pengembara yang berkelana ke pelbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba. Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan. Dushara disembah berdampingan dengan Allat, dewi Arab kuno. Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang selalunya digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka selalu membuat galian untuk saluran air guna memenuhi keperluan mereka akan air bersih. Di akhir abad ke-4 Sebelum Masehi, berkembangnya dunia perdagangan membuat suku Nabatean memberanikan diri mulai ikut dalam perdaganan dunia.Perdagangan dunia mulai tumbuh subur di bagian selatan Jordan dan selatan Laut Mati. Mereka lalu memanfaatkan posisi tempat tinggal mereka yang strategik itu sebagai salah satu perdagangan dunia. Suku Nabatean akhirnya dpt menjadi para saudagar yang sukses, dengan berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading yang antara lain berasal dari Arab bahagian selatan dan India timur. Letakan yang strategik untuk mengembangkan usaha dan hidup, serta aman untuk melindungi diri dari orang asing itulah alasan suku Nabatean memutuskan untuk menetap di wilayah batu karang Petra. Untuk mempertahankan kemakmuran yang telah diraih, mereka memungut cukai dan pajak kepada para pedagang setempat atau dari luar yang masuk ke sana. Suku Nabatean akhirnya berhasil membuat kota internasional yang unik dan x biasa. Pada awalnya Petra dibangunkan untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan, kota ini dipadati puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah. Pada tahun 106 M, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda. Barulah pada tahun 1812, petualang Swiss, Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim. Legenda Petra pun meruak kembali di zaman moden, dikenang sebagai simbol teknik dan pertahanan. Petra di Jordan, adalah situasi purbakala. Petra dikelilingi gunung. Di sini ada gunung setinggi 1.350 meter dari permukaan laut. Inilah kawasan tertinggi di areal ini yang disebut Gunung Harun (Jabal Harun) atau Gunung Hor atau El-Barra. Gunung Harun paling sering dikunjungi orang. Para pengunjung percaya, di puncak Jabal Harun inilah, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa. Di abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangunkan di sini dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania sekarang ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Firaun. Di abad ke-1 Sebelum Masehi, Kerajaan Nabataea yang kaya dan kuat, menjangkau wilayah Damaskus di utara dan Laut Mati di selatan. Saat itu, Petra telah didiami sekitar 30 ribu penduduk. Di masa itulah dibangun kuil agung. Tahun 100-an Masehi, Romawi pernah menguasai wilayah ini. Arsitektur di Petra pun terpengaruhi arsitektur Romawi. Pada 600 Masehi di Petra dibangun gereja. Abad ke-7 Masehi, Islam hadir, dan pada abad ke-14, makam Nabi Harun di Jabal Harun menjadi tempat keramat dari umat Islam, selain kaum Yahudi dan Kristiani. Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama pamannya. Setelah Perang Salib di abad ke-12, Petra sempat menjadi 'kota yang hilang' selama lebih dari 500 tahun (lost city). Hanya penduduk lokal (suku Badui) di wilayah Arab yang mengenalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar